NAMA : KH. KHOLID IBNU MUCHTAR (GUS KHOLID)
LEMBAGA : PADEPOKAN PESANTREN “SIROJULILLAH” MOJOKERTO
ALAMAT : DESA KALEN RT. 08 RW. 2 KECAMATAN DLANGGU, MOJOKERTO
TELEPON/FAX/HP : 085649959697, 081331666500
LEMBAGA : PADEPOKAN PESANTREN “SIROJULILLAH” MOJOKERTO
ALAMAT : DESA KALEN RT. 08 RW. 2 KECAMATAN DLANGGU, MOJOKERTO
TELEPON/FAX/HP : 085649959697, 081331666500
Perjalanan Gus Kholid menjadi seorang spiritualis ditempuhnya dengan pendadaran. Selain ada turunan dari kakeknya yang pendiri Pondok Pesantren Lan Bulan di Sampang Madura, ia telah menggembleng dirinya pada sejumlah orang-orang linuwih. Diantaranya, selama 4 tahun belajar ilmu kanoragan di Banten, pada ustad M. Muslick, yang terkenal kependekarannya dengan nama Gus Toyyib. Selama 3 tahun berguru kepada KH. Khamim Jazuli (Gus Mik) kepada Mbah Sarwo di Banyuwangi, Mbah Gimbal di Lamongan dan beberapa tokoh-tokoh linuwih lainnya.
Gus Kholid mengaku punya kenangan menarik, mengapa ia menekuni dunia spiritual. Diceritakan, kala itu ia ingin belajar ilmu santet. Maka, pergilan ke Banyuwangi. Seorang embah yang diguruinya, member wejangan bahwa ilmu santet adalah hitam. Jika ingin menjadi ahli santet, syaratnya harus anti Al-Quran. Artinya harus musyrik. Selain kepada Mbah Sarwo, juga menemukan guru dari Lamongan. Namanya Mbah Gimbal. Akhirnya ia diterima sebagai murid.
Putra kyai pesantren ini rupanya cerdik. Ia bukan melihat pada ilmu-ilmunya, tetapi mengambil intisari dari perilaku manusianya. Ilmunya tetap baik, bila dipergunakan tidak baik, maka yang tidak baik adalah manusianya. Maka, dia dapat mendalami ilmu-ilmu dari pakar santet, tanpa harus anti Al-Qur’an atau musyrik. Karenanya, segudang ilmu dapat diserapnya.
Lantas bagaimana awal ia membuka praktik spiritual? Sebenarnya sudah 5 tahun. Sebelumnya selama antara 4 - 5 tahun sudah berpraktik. Tetapi tidak menetap. Terkadang di Madiun, di Solo, di Sampang – Madura dan lainnya. Panggilan berpraktik itu sudah sering membaca Koran, banyak paranormal yang salah arah. Menawarkan bank gaib, uang balik dan sejenisnya.
“Saya mendapat wejangan dari Gus Mik, bahwa bank gaib itu adanya pada zaman Mbah Yai Mas’ud, Sidoarjo. Setelah beliau wafat, bank gaib sudah tidak ada lagi. Enak tenan jadinya kalau ada bank gaib, pemerintah hutangnya banyak, untuk mengatasi, panggil kyai diminta membantu mengeluarkan harta karun melalui bank gaib. Semua persoalan hutang pasti beres” paparnya.
Kendati demikian, Gus kholid tetap membantu para pasiennya. Selain member bantuan pengobatan sesuai kemampuannya, juga membantu memberi bimbingan ritual bebas utang.
Suatu ritual yang membimbing kita untuk kembali ke jalan Allah dengan cara benar bukan menyembah setan atau raja jin yang menjanjikan bisa mendatangkan uang ratusan juta yang ternyata bohong belaka.
“Caranya tetap sesuai syarat islam. Meminta kepada Allah, jalannya melalui sholat hajat dan tahajud, WAYARZUKU MIN HAISU LAYAHTASIB” ujarnya.
Untuk pengobatan, baik medis maupun nonmedis, selain melayani mereka yang datang, juga melakukan bakti social pengobatan masal di Dlanggu, Mojokerto, yang dilakukan setiap tanggal 15 Bulan Jawa. Dan biasanya mendatangkan beberapa orang kyai yang diminta untuk mendoakan.
Selain pengobatan, juga ritual jodoh. Dari sekian ribu pasiennya yang datang, yang paling banyak adalah kaum wanita yang mencari jodoh. Disamping itu, diantaranya juga ada para pejabat, sejumlah bupati, bahkan pada musim reshuffle cabinet lalu, dia diminta oleh utusan salah satu seorang menteri datang ke Jakarta. “Dia takut diresiffle, eh Alhamdulillah malah dipindah ke pos yang lebih basah” katanya.







